Rabu, 19 Maret 2014
AIPTU WANDOYO KANIT PROVOST POLSEK NGLIPAR BERPERAN AKTIF MELESTARIKAN KESENIAN TRADISIONAL.
Wonosari - Seni Thek-thek adalah pengembangan dari seni kenthongan yang biasa dipakai untuk ronda malam. Perkembangan selanjutnya setelah dikemas sedemikian rupa ternyata menjadi seni yang menarik untuk dilihat dan didengarkan, karena ada tambahan perangkat Kendang, wirosworo dan pesinden. Semua Jenis lagu/Gending bisa diringi dengan alat musik dari bambu ini.
Di Padukuhan Gojo,Desa Kedungpoh sudah berdiri seni Thek-thek sejak 4 tahun yang lalu, dan masih tetap berjalan hingga kini. Kelompok ini beranggotakan 25 orang, masing-masing anggota berprofesi sebagi Ketua RW, Ketua RT beserta perangkat RT se-dusun Gojo dan paguyuban ini sering mengisi kegiatan yang diselenggarakan di tingkat Desa, Kecamatan, maupun Kabupaten Gunungkidul. Bahkan tidak jarang orang yang punya hajat juga mengundang untuk pentas pada malam Midodareni.
Adalah Aiptu Wandoyo ( 46 thn), yang berperan sebagai sesepuh Kelompok seni Thek-thek yang diberi nama “ KRIDHO BUDOYO “ adalah seorang anggota Polisi yang masih aktif dan bertugas di Polsek Nglipar sebagai Kanit Provost. Meskipun seorang anggota Polisi, namun beliau adalah pemerhati seni Budaya di Kedungpoh dan aktif dibidang seni lain seperti Kethoprak, Karawitan, Campursari, Mocopat dll. Kebetulan ia memiliki suara yang bagus ( kung ), sehingga didapuk menjadi wirosworo , tukang Bowo dan penyanyi.
Ketika di tanya kok suaranya bagus itu rahasianya apa mas ?. ” Ooo….itu gawan bayi…..he he”. Jawabnya sambil tertawa.
Aiptu Wandoyo juga menjadi pengurus Dewan Budaya Desa Kedungpoh,yang mempunyai misi melestarikan dan mengembangkan seni Budaya di Kedungpoh.
Hal itulah yang memotivasi Aiptu Wandoyo untuk bertekat menjadikan Kedungpoh sebagai Desa Budaya dan yang paling menonjol se-Kec,Nglipar. Selamat berjuang Aiptu Wandoyo sebagai anggota Polri maupun pelestari kesenian tradisional.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar